Ada dua jenis paes, yaitu Paes Solo dan
Paes Jogja. Keduanya memiliki khas masing-masing dan makna yang berbeda.
Artikel ini kemudian akan fokus untuk membicarakan tentang Paes Ageng
Jogja. Pada zaman dulu, busana dan tata rias paes ageng Jogja
hanya boleh dikenakan oleh kerabat raja. Baru pada masa Sultan HB IX
dengan prinsipnya “tahta untuk rakyat” tahun 1940, masyarakat umum
diijinkan memakai busana ini dalam upacara pernikahan. Maka mulai tahun
inilah riasan paes ageng mulai banyak digunakan.
Nah, tapi tahukah kamu bahwa setiap
atribut dalam riasan paes ageng memiliki makna yang mendalam? Untuk
wanita, paes ageng mengandung unsur doa, panduan dan tuntunan terkait
bagaimana menjadi seorang perempuan yang semestinya. Penasaran? IsiGood
merangkum makna dari riasan paes ageng sebagai berikut: